Monday, May 4, 2009

Bila Algojo menari lagi...

Suatu masa dahulu Algojo sering menari mengikut rentak irama yang sudah menjadi fitrah manusia sejagat. Namun, sejak beberapa masa yang lalu, rentak itu semakin hilang dan Algojo takut akan kehilangan rentak yang menarik naluri seseorang. Sukar untuk Algojo mencari rentak baru mengikut peredaran zaman yang semakin berahi ini.

' Irama dan lagu tak dapat dipisahkan' bak kata sang pujangga arwah Tan Sri P.Ramlee.. begitu juga manusia dan cinta.. Algojo sering mencari kebenaran rentak yang diidamkan.. Rentak yang dapat kekal dalam hati sepanjang hayatnya.. Namun, rentak itu masih berada di awang-awangan.. Algojo yakin Yang Maha Pengasih pasti akan mengilhamkan rentak yang pasti menawan hati.. Sekarang Algojo lebih banyak berseloka mengikut rentak yang sedia ada iaitu rentak yang sering berada di hatinya.. Rentak yang lama tak pasti di tinggalkan.. Sukar untuk Algojo melupakan rentak yang lama.. Rentak itu tidak lapuk di zaman walaupun terpaksa mengharungi pelbagai dugaan untuk mengekalkan keaslian rentak itu..

Bilakah Algojo akan menari lagi dengan irama dan rentak yang baru ? Adakah rentak yang baru akan muncul atau rentak yang lama dikekalkan ?? Itu yang sering menjadi igauan buat Sang Algojo.. Kadang-kadang keresahan sering melanda diri seseorang yang bernama Algojo demi mencari rentak dan irama yang kekal di dunia ini.. Yakin pada cinta yang hakiki adalah asas rentak yang abadi..

Bilakah Algojo akan menari lagi....

4 comments:

kopiah lusuh said...

ayuh menari hai sang algojo...

"mari kita cipta ghazal untuk dinyanyikan seribu tahun lagi"-Maulana Rumi

Bila Rumi Menari-M.Nasir
Kita menari bukan sebarang tarian
Asalnya dari tanah orang-orang pilihan
Bila terdengar mathnawi ciptaan maulana (Rumi)
Ku bunuh nafsu lebur rantainya dari badan

Hingga hilang bangga diri
Berani hidup berani mati
Bagai musafir bertemu janji
Ini Darwis sudah gila berahi

Kita tak rindu pada siasah dunia
Perangkapnya membuat manusia hampa
Untuk bertemu impian bukan percuma
Mengorbankan yang tersangat kita cinta

Bagai Yunus dimakan paus
Ibrahim tak makan api
Bertemu kekasih di malam kudus
Luka di badan tak terasa lagi
Pukullah rebana jantungku bersyairlah maulana
Aku mabuk hakiki mendengar suaramu

Sayang... pada mereka yang tak mengerti
Sayang... pada hati tertutup mati
Bagai sangkar tanpa penghuni
Burung berharga terlepas lari

Rindu (ya maulana)
Kembali bertemu (ya maulana)
Hatiku merindukan pemiliknya (ya maulana)
Rindu (ya maulana)
Kembali bersatu (ya maulana)
Kembali bersatu dengan yang dikasihi

Rindu (ya maulana)
Kembali bertemu (ya maulana)
Hatiku merindukan pemiliknya (ya maulana)
Rindu (ya maulana)
Kembali bersatu (ya maulana)
Kembali bersatu dengan kekasih

BuahKranjiDalamPerahu said...

uih berfalsafah la lu...

Algojo said...

Bila Rumi Menari antara lagu favourite gua.. sikit2 berfalsafah boleh la.. sikit2 jer...

MZ said...

salam... abidi... nnt rajin tgk la blog ayu... cheers!!!!